Sumpah Internet Pemuda 2000

16.58.29


Liputan Sumpah "Internet" Pemuda 2000 Yogya
www.sekolah2000.or.id

DetikCom, Sabtu, 28/10/2000
http://www.detik.com/net/2000/10/28/20001028-
153737.shtml

SIP 2000 di Yogyakarta Sepi

Reporter: Nenden NF

detikcom - Yogyakarta , Sumpah Internet Pemuda 2000
(SIP 2000) untuk kota Yogyakarta yang diselenggarakan
di Aula SMU Muhammadiyah I,Sabtu (28/10/2000), sepi
peserta. Hal itu terlihat dari kursi di aula yang hanya
terisi sepertiganya.

Nurul Hidayat, koordinator acara untuk panitia lokal,
menuturkan kepada detikcom, berbagai kendala yang
menyebabkan sepinya acara yang menasional
ini. "Kendalanya karena ini pelajar masih libur,
meskipun undangan sudah kami sebar ke tiap sekolah,
tetapi siapa yang mau diutus," keluh koordinator
Jaringan Informasi Islam (JII) wilayah Jawa Tengah dan
DI Yogyakarta ini.

Untuk acara ini, panitia telah mengundang 100 sekolah
menengah umum dan kejuruan, serta pesantren. Setiap
sekolah diminta untuk mengirimkan 3 orang utusan, yang
terdiri dari kepala sekolah, guru, dan satu pelajarnya.

Pada acara ini pidato Gus Dur yang berupa rekaman dari
acara pembacaan Sumpah Pemuda di Palangkaraya, tidak
terdengar jelas. Demikian juga acara live dari Aula
Depdiknas Jakarta yang disiarkan secara langsung,
gambarnya yang terpatah-patah, dan beberapa kali
koneksinya terputus.

Kendala teknis tersebut terasa sangat mengganggu
jalannya acara, sehingga banyak peserta yang kemudian
meninggalkan acara sebelum selesai.

Acara ini merupakan rangkaian dari program sekolah 2000
yang merupakan kerjasama Depdiknas dan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia). Program yang menargetkan akan meng-online-kan sebanyak 2000 sekolah pada akhir tahun 2000 ini, ternyata menemukan banyak kendala.

Menurut Nurul, hambatan sering muncul dari pihak
pimpinan sekolah. " Biasanya mereka masih menganggap
belum perlunya internet di sekolah, selain karena biaya
infrastruktur dan koneksi yang mahal, " kata Nurul.

Kendala lain yang juga diarasakan Nurul adalahh masih
kuatnya anggapan bahwa internet identik dengan hal-hal
yang berbau pornografi. Sehingga pihak pimpinan sekolah
masih merasa khawatir akan dampaknya terhadap siswanya.
(sgt)

Salam,

Nurul Hidayat
JII Jateng-DIY